Hal tersebut disampaikan oleh Anthony Irving, profesor ilmu tentang bumi dan luar angkasa dari University of Washington, AS, dalam acara 44-th annual Lunar and Planetary Science Conference di Woodland, Texas.
"Ini mungkin sebuah sampel yang berasal dari Merkurius atau dari benda lain yang lebih kecil dari Merkurius, tapi karakteristiknya mirip seperti Merkurius," kata Irving sebagaimana dikutip Space.com, Kamis (28/3/2013) lalu.
Ia menambahkan, suatu tumbukan kuat telah melemparkan meteorit hijau ini ke bumi. Selain itu, meteorit ini berusia sangat tua. Irving dan timnya memperkirakan usia batu luar angkasa ini mencapai 4,56 miliar tahun.
Dugaan Irving didasari temuan yang menunjukkan kalau meteorit yang bernama resmi NWA 7325 ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan meteorit lain yang berasal dari Mars atau asteroid yang berada di dalam sistem tata surya, yang telah ditemukan oleh para peneliti hingga saat ini.
Meteorit yang berasal dari Mars ini disertai dengan partikel yang ada di atmosfer planet tersebut, yang membuatnya mudah untuk dikenali. Sementara batuan angkasa dari Vesta, salah satu asteroid terbesar di sistem tata surya kita, sifat kimiawinya berbeda.
Irving menyatakan kalau NWA 7325 memiliki intensitas magnet yang lebih rendah dibandingkan batuan lain, yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Didukung oleh data yang dikirim dari wahana luar angkasa Messenger, milik NASA, orbit di sekitar Merkurius menunjukkan bahwa sifat kemagnetan yang rendah dari planet tersebut sangat mirip dengan yang ditemukan pada meteorit berwarna hijau ini.
Hasil observasi Messenger juga memberikan Irving bukti terbaru yang bisa mendukung hipotesisnya. Salah satunya adalah karakteristik geologis dan komposisi kimia permukaan Merkurius, yang diketahui oleh para peneliti, memiliki kandungan besi yang sangat rendah. Begitu pun dengan meteorit ini yang kandungan besinya sangat rendah sehingga mengesankan dari mana pun batuan ini berasal, badan induknya mirip dengan Merkurius.
Irving mengatakan, meteorit ini tercipta dan dan tiba-tiba terlempar dari planet atau benda langit lainnya yang memiliki aliran magma di permukaannya pada satu waktu dalam sejarah tempat tersebut. Bukti yang ada menunjukkan kalau batu tersebut terbentuk sebagai buih yang ada di bagian puncak magma tersebut.
by KOMPAS.Com
JeMZwei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar